MESIAS
Pengertian kata Mesias
Kata Mesias diambil dari bahasa Aram mesyiha, yaitu dialek dari bahasa Ibrani masyiah, yang berarti “yang diurapi”. Pada awalnya, kata ini menunjuk pada raja yang sedang berkuasa di Kerajaan Israel Raya, terutama yang berasal dari dinasti Daud. Lambat laun kemudian hari istilah mesias ini digunakan untuk Raja keselamatan yang akan datang, sebagai pengharapan bangsa Israel, yang sering dikumandangkan oleh para nabi. Dalam PL digunakan untuk raja-raja dan untuk imam-imam, terutama raja Daud dan penggantinya, tetapi juga untuk Koresy (Yes 45:1). Secara harfiah, arti kata "Mesias" atau “ Kristus" (dalam PB menjadi Kristus, bah. Yunani: khristos) adalah "seseorang yang diurapi dengan minyak yang kudus" atau "seseorang yang ditahbiskan". Dalam catatan-catatan PL, ada banyak orang yang disebut sebagai "mesias", sebut saja Koresy dan Daud.
Konsep Yahudi
Istilah Mesias adalah gelar yang dipakai secara resmi oleh tokoh utama yang dinanti-nantikan oleh orang Yahudi yang adalah hasil pemikiran dari Yudaisme. Umat Yahudi, sebelum dibangkitkannya Yesus ke dunia, memiliki konsep tentang "mesias" atau padanan kata Yunaninya, "kristus", yaitu sebuah konsep lama yang mendambakan kedatangan seorang tokoh Yahudi, yang mampu membawa bangsa Yahudi menuju kejayaan. Mereka berkeyakinan bahwa Mesias yang diidam-idamkan itu akan datang kemudian dan berasal dari keturunan Daud (Yeremia 23:5; 33:15). Jadi, tokoh ini adalah seorang yang bisa memimpin mereka dalam segala segi kehidupan, termasuk bidang politik pada masa itu.
Konsep Mesias
Pertama, pengurapan dihubungkan dengan nabi (1 Raj 19:16, Yes 61:1), merupakan tuntutan nabi bahwa Roh Allah ada padanya. Kedua, pengurapan dihubungkan dengan imam. Allah memerintahkan imam-imam diurapi dan disucikan (Kel 28:41; 29:7). Ketiga, pengurapan terutama dihubungkan dengan raja (1 Sam 16:12,13; Maz 89:20; dll). Dapat dimengerti bahwa sang terurapi adalah nabi, imam dan raja. Ketiga peran ini adalah menjadi ciri Yesus. Dari sini menjadi jelas bahwa Yesus yang disebut Kristus sebetulnya lebih dari hanya sekedar nama diri atau gelar, tetapi Yesus sang Kristus. Dalam Zak 9:9 ditegaskan pengharapan Mesias dalam satu pribadi dengan jelas berbentuk tunggal. Zakharia menunjukkan dan membangun jembatan kepada Mesias PB yang digenapi oleh Yesus Kristus dimana jabatan raja, imam dan nabi dipersatukan dalam diri-Nya.
Perbedaan Konsep
Selain Yesus, Koresy, dan Daud, Alkitab juga mencatat beberapa orang lainnya yang juga disebut sebagai "mesias", yaitu: Saul (1 Samuel 10:1), Harun (Imamat 8:12), Elisa (1 Raja-raja 19:16), dan Salomo (1 Raja-raja 1:39). Jika digunakan padanan kata "mesias" dalam bahasa Yunani, "kristus", maka nama orang-orang tersebut menjadi: Yesus Kristus, Koresy Kristus, Daud Kristus, Saul Kristus, Harun Kristus, Elisa Kristus, dan Salomo Kristus. Namun demikian, kata "mesias" dalam ayat-ayat di atas, dalam Alkitab Indonesia diterjemahkan sebagai "orang yang diurapi-Nya". Sementara kata "mesias" yang menunjuk kepada Yesus, dalam Perjanjian Baru ditulis dengan inisial besar, "Mesias". Sebagaimana diketahui, umat Yahudi tidak mengakui Yesus sebagai nabi ataupun mesias. Mereka menganggap Yesus sebagai manusia yang lahir dari hasil perzinahan Maria dengan laki-laki, oleh karenanya menurut umat Yahudi, Yesus tidak pantas menjadi mesias, bahkan mereka menganggap Yesus sebagai nabi palsu hingga "membunuhnya" di tiang salib.
Kesimpulan
Setelah melihat gambaran menyeluruh tentang Mesias yang diharapkan orang Yahudi dengan konsep Mesias yang sebenarnya. Teryata tidak seluruhnya sesuai dengan apa yang mereka harapkan bahkan terlalu jauh dari pemahaman mereka sendiri tentang Mesias.
Kepustakaan
S.M. Siahaan. Pengharapan Mesias Dalam Perjanjian Lama. Jakarta: BPK, 2008
W.R.F. Browning, Kamus Alkitab. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2007
_______,Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina kasih/OMF,1995
Darmawijaya, Gelar-gelar Yesus, Yogjakarta: Kanesius,1987
Artikel-artikel internet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar