Senin, 06 Februari 2012

Kejadian 1:26 kata "Kita"

Kejadian 1:26, “… menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita….”

Istilah Manusia (Ibrani: Adam) adalah istilah kolektip.  Pengertian Adam dalam ayat ini bukanlah perseorangan seperti pemakaian dalam pasal 2. Melainkan adalah istilah umum kemanusiaan yang merujuk pada kesatuan manusia.  Allah menciptakan manusia menurut rencana-Nya; menurut gambar dan rupa Allah. Istilah ini tidak pernah dipakai untuk makhluk yang lain di samping manusia. Menandakan perbedaan antara manusia dengan binatang.

Analisa Konteks Budaya
Kata-kata yang dipakai yaitu gambar (selem) dan rupa (demuth) menunjuk kepada bentuk lahiriah.  Dalam konteks sosial Timur Dekat kuno ‘gambar’ bisa dimaksudkan sebagai bentuk fisik yang mewakili kehadiran seorang penguasa. Ketika seorang raja menguasai wilayah di luar kerajaannya, kehadirannya secara fisik di wilayah itu bisa di wakili dengan tselem berupa patung dirinya yang ditaruh di daerah itu. Patung itu bukan raja sebenarnya, melainkan bisa di pandang sebagai representasi kehadirannya di suatu wilayah.  Berdasarkan analogi ini mengatakan manusia adalah bentuk fisik daripada Allah itu sendiri.

Pendekatan Makna Dalam Ayat
Pertama, manusia mempunyai hubungan atau nisbah yang khusus dengan Allah. Menurut ayat 28, Allah berfirman kepada manusia. Allah mau bergaul dengan manusia dan Allah mengharapkan ada respon sebagai makhluk yang bertanggungjawab kepada Allah. Kedua, manusia mempunyai hubungan khusus dengan sesamanya. Menurut ayat 27; manusia adalah berlainan dari binatang, bukan terdiri dari beberapa jenis, tetapi dalam jenis itu ia laki-laki dan perempuan. Manusia tidak pernah seorang diri, tetapi selalu berhubungan dengan sesamanya. Hubungan yang khusus itu tampak dengan jelas dalam pernikahan antara laki-laki dengan perempuan. Ketiga, manusia mempunyai hubungan khusus dengan makhluk-makhluk lain. Allah memberi tugas kepada manusia, ayat 28; untuk memenuhi dan menaklukkan bumi. Manusia menerima berkat dari Allah, yakni manusia mendapat tugas dan kekuatan untuk melaksanakan mandat.

Kesimpulan
Tersirat bahwa manusia di tunjuk oleh Allah untuk berkuasa sepenuhnya atas bumi, atau dengan kata lain manusia diangkat sebagai raja di bumi. Hal ini manusia menurut gambar dan rupa Allah. Seperti Allah adalah raja atas langit dan bumi, demikianlah manusia adalah raja atas bumi. Manusia adalah wakil Allah untuk berkuasa dan menaklukkan bumi berserta isinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar