Senin, 06 Februari 2012

GAP THEORY


TINJAUAN KRITIS TERHADAP PANDANGAN TENTANG GAP THEORY





Paper
Kitab Pentateukh
Hengky Purbantoro, S.Th













Oleh
Setiawan
122094013




SEKOLAH TINGGI ALKITAB SURABAYA
2011
 




BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
    Selama ini yang seringkali menjadi perdebatan adalah mengenai masa dan obyek penciptaan. Ada penafsiran yang bertolak dari eksegesis Alkitab dan memberikan kesimpulan bahwa dalam Kejadian 1, Allah menciptakan hal-hal baru dalam waktu enam hari, dan antara Kejadian 1:1 dengan 1:2 tidak terdapat rentangan waktu. Pandangan lain mengatakan bahwa dalam Kejadian 1, khususnya mulai ayat kedua, merupakan penciptaan ulang dari Kejadian 1:1. Allah menciptakan dengan sempurna yang kemudian dirusak kembali dalam penghukuman karena pemberontakan Iblis.  Pandangan ini juga menyimpulkan bahwa antara ayat pertama dan kedua dari Kejadian 1, terdapat suatu rentang waktu yang sangat panjang. Konsep ini disebut Teori Kesenjangan (Gap Theory).

Konsep ini menempatkan jeda waktu yang tidak ditentukan antara dua ayat pertama dari Kejadian pasal 1 . Celah inilah yang telah digunakan untuk mencoba menyelaraskan Alkitab dengan cacatan geologi, yakni umur bumi sudah jutaan tahun lamanya.  Pandangan ini memiliki kerancuan karena menggunakan metode eisegesis  berdasarkan pada sains. Padahal prinsip semacam ini bukanlah prinsip eksegesis yang benar.





Bab II
PRESUPOSISI GAP THEORY

Latar Belakang
Teori Gap pertama kali diusulkan oleh Thomas Chalmer (1780 – 1847), seorang teolog dan ketua dari Free Church di Skotlandia pada awal abad kesembilan belas. Teori ini kemudian dikembangkan oleh George H.Pember melalui bukunya yang berjudul Earth’s Earliest Ages yang diterbitkan pertama kali tahun 1876.  Selama periode ini para ilmuwan mulai mengajarkan bahwa usia bumi itu milyaran tahun. Ditujukkan sebagai tanggapan terhadap komunitas ilmiah, Chalmers berteori "celah" dalam waktu antara Kejadian 1:1 dan Kejadian 1:2.  Dalam perkembangannya teori ini juga mendapat dukungan bukan hanya dari para ilmuwan saja, melainkan dari kalangan teolog Kristen. Ini merupakan bukti bahwa teori ini sudah mendapat tempat dalam pemikiran orang-orang Kristen masa itu.
Kejatuhan Lucifer
Antara Kejadian 1:1-2 terdapat suatu jarak yang tidak diketahui berapa lama. Artinya bahwa dari Kejadian 1:1 tidak langsung kepada Kejadian 1:2. Semula dunia ini indah dan sempurna sesuai yang dicatat dalam ayat 1. Tetapi ada satu peristiwa yaitu dalam ayat 2 dimana bumi tiba-tiba menjadi kacau balau. Peristiwa ini adalah jatuhnya seorang malaikat Allah yang bernama Lucifer karena ia melawan Allah, Yesaya 14:10-14.  Teori ini menjelaskan pemberontakan dan pembuangan Iblis ke Bumi. Percaya Lucifer jatuh ke dalam dosa (Yesaya 14:12-14) dan untuk pertama kalinya memasuki dosa alam semesta. Acara ini seharusnya berlangsung selama GAP (antara Kej 1:1 dan 1:2).

Konsep Haytah Tohu Wabohu
Dalam Kejadian 1:2 yaitu kata haytah tohu wabohu, seharusnya kata haytah diterjemahkan menjadi dan bukan adalah. Dengan demikian ayat ini seharusnya berbunyi “bumi menjadi belum berbentuk dan kosong” atau bumi menjadi kacau balau. Periode kekacauan (chaos) ini dianggap sesuai antara ayat 1 dan ayat 2.  Dalam teori ini terdapat presuposisi bahwa Allah tidak menciptakan bumi dalam keadaan kosong, atas dasar Yesaya 45:18,  dikatakan bahwa  “... Ia tidak menjadikan (bumi) menjadi tempat  kacau (Ibrani: tohu).  Bagaimana mungkin ada bumi yang  (tohu) dalam Kejadian 1:2, sedangkan Allah tidak menciptakan bumi yang (tohu).  Kembali lagi penyebab kekacauan ini karena kejatuhan si Iblis yang terjadi pada masa pra-Adam. Hal ini dianggap sebagai kondisi bumi yang sudah mengalami perubahan karena proses penghukuman dan dengan demikian menunjuk kepada dosa. Jadi, bumi itu bukanlah bumi yang pertama diciptakan oleh Allah.
TUJUAN TEORI KESENJANGAN
Dari kedua pandangan diatas yang merupakan landasan teori kesenjangan, dapat diambil kesimpulan bahwa teori ini dimaksudkan sebagai upaya harmonisasi Alkitab dengan sains. Di dalamnya mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan usia bumi yang kelihatannya kontradiktif  antara catatan dalam Alkitab dengan perhitungan secara geologis. Pandangan ini percaya bahwa kejadian 1:1 menggambarkan bumi sempurna. Kemudian sesuatu terjadi di gap (Lucifer jatuh dan penghakiman allah) dan bumi menjadi manja dan hancur (kejadian 1:2). Tapi, apakah Kejadian 1:2 benar-benar menggambarkan bumi hancur? Apakah bumi benar-benar menjadi manja saat ini? Apakah benar-benar ada seperti GAP itu?

BAB III
PANDANGAN ALKITAB TENTANG KEJADIAN 1:1-2

Pemahaman Eksegetikal Tentang Konsep Haytah Tohu Wabohu
•    Kata haytah berasal dari akar kata hayah yang penggunaannya mengacu pada kelanjutan dari suatu keadaan. Dalam penerjemahannya kata ini diterjemahkan dalam dua kasus, bentuk defenisi yakni menjadi dan sebagai kata kerja bantu adalah. Kata ini memang bisa diterjemahkan menjadi (bdg, Kejadian 3:22 “manusia itu telah menjadi sama seperti kita”.  Tetapi dalam konteks Kejadian 1:1-2, kata ini jelas merujuk pada kata adalah.
•    Seandainya ayat 2 adalah kelanjutan dari bentuk perfect (bara), artinya menciptakan pada ayat 1, seharusnya konstruksi kalimat yang dipakai di ayat 2 berbentuk waw consecutive + imperfect, seperti lazim ditemui di genre narasi.
•    Dalam circumstantial clause , bentuk perfect kata hayah seringkali menunjukkan keadaan statis yang diartikan adalah. Sebagai contohnya di dalam Kejadian 3:1 “ular adalah lebih cerdik…”.
Jadi untuk kata haytah pada ayat ini, diartikan dengan adalah berdasarkan struktur tata bahasanya dan maksud kalimat tersebut untuk memberikan penjelasan mengenai keadaan bumi yang belum disempurnakan oleh Allah.
Teori Pengisian Dalam Penciptaan
Makna yang sederhana dan langsung dari Kejadian 1:1-2 adalah bahwa ketika Allah menciptakan bumi awal itu awalnya berbentuk, kosong, dan gelap, dan Roh Allah ada di atas perairan. Itu melalui energi kreatif-Nya bahwa dunia itu kemudian semakin "dibentuk dan diisi" selama enam hari penciptaan yang tersisa. Pertimbangkan analogi dari sebuah potter membuat vas bunga. Hal pertama yang dilakukannya adalah mendapatkan pola dari tanah liat. Apa yang telah ia adalah baik, tetapi belum terbentuk. Selanjutnya, ia bentuk menjadi vas bunga, menggunakan roda tembikar nya. Sekarang tidak lagi berbentuk. Kemudian akan kering, menerapkan glasir, dan dibakar. Sekarang siap untuk diisi dengan bunga-bunga dan air. Semua urutan ini tidak ada salah satu tahapan dianggap jahat atau buruk. Itu hanya belum selesai terberbentuk dan terisi. Ketika akhirnya dibentuk dan diisi, itu bisa digambarkan sebagai "sangat baik."  Allah, tentu saja, tidak harus mengambil enam hari untuk menciptakan segala sesuatu, tetapi ia melakukan ini sengaja sebagai pola bagi manusia-selama tujuh hari dalam seminggu. Kejadian 1:2 menggambarkan bumi yang pada tahap awal penciptaan, tetapi itu adalah bumi yang belum pernah dikutuk.
Penafsiran Yesaya 14:10-14
Mengingat kitab Yesaya lebih berbentuk puisi, maka dalam menafsirkannya juga lebih baik ditinjau dari makna puisi. Khususnya di dalam Yesaya 14:10-14 adalah sedang menceritakan sebuah gambar baru sedang disajikan di sini. “Bagaimana engkau sudah jatuh dari langit”. Ini adalah bahwa dari bintang pagi yang cerah, dan perbandingan raja yang bermegah dengan bintang yang indah. Dia sekarang dipamerkan setelah jatuh dari tempatnya di timur ke bumi. Kemuliaan-Nya ini redup; kecerdasannya dipadamkan.   Selain itu Iblis tidak dilempar ke bumi, melainkan ke Neraka (1 Petrus 2:4) dan mengingat bahwa tidak ada satu ayat pun di Alkitab yang menghubungkan kejatuhan Iblis dengan kehancuran dunia.  Hal ini yang mendasarkan pemaknaan bisa lebih puitis dan indah dari perbandingan seorang raja yang bermegah dengan bintang pagi yang cerah! Lebih mencolok dalam kematiannya tidak mewakili apa-apa, daripada ide bahwa bintang jatuh ke bumi!
Teori Gap: Tidak ada Dukungan dalam Alkitab

Teori Gap telah dianjurkan oleh banyak pengajar Alkitab yang tulus, tetapi sebenarnya melibatkan banyak kesalahan dan serius. Secara umum, para sarjana Alkitab kontemporer dan ilmuwan tidak menerima teori ini. Tidak ada dukungan Alkitabiah untuk setiap prinsip-prinsip perusahaan yang lulus tes penafsiran Alkitab suara.




BAB IV
KESIMPULAN

    Gap theory’ ini muncul bukan sebagai hasil dari Exegesis terhadap Kej 1:1-2, tetapi sebagai hasil dari Eisegesis terhadap Kej 1:1-2. Exegesis berarti kita menggali ayat sedemikian rupa sehingga dari ayat tersebut keluar suatu ajaran. Ini adalah cara yang benar dalam menangani Kitab Suci. Tetapi Eisegesis berarti kita memasukkan pandangan kita ke dalam ayat Kitab Suci, dan ini jelas merupakan cara penafsiran yang salah.
Kalaupun di antara Kej 1:1 dan Kej 1:2 ada pemberontakan Iblis, mengapa alam semesta harus menjadi kacau / rusak? Iblis memang kuat, tetapi ia jelas sama sekali bukan tandingan Allah, sehingga ‘pertempuran’ antara Iblis dan Allah sama sekali ‘tidak seru’ dan tidak perlu sampai menghancurkan alam semesta. Pandangan yang mengatakan bahwa pertempuran Iblis melawan Allah itu sampai harus menghancurkan ciptaan Allah, adalah pandangan yang terlalu merendahkan Allah, karena secara tidak langsung mereka beranggapan bahwa kekuatan Iblis dan Allah itu tidak terlalu berbeda jauh.
Bagian sebelumnya dari makalah ini telah berusaha untuk menunjukkan  "teori kesenjangan" sehingga disebut adalah tidak dapat diterima dari beberapa titik pandang. Dari perspektif ilmiah tidak ada dukungan baik dari fakta-fakta ilmu atau dalil-dalil konsep evolusi.
Adapun hubungan teori untuk isi Alkitab, telah ditunjukkan bahwa yang diklaim"bukti" yang dangkal dan kebanyakan "usia geologi" bertentangan dengan konteks langsung dan keseluruhan ayat-ayat Alkitab yang dijadikan dan diterapkan sebagai acuan pembelaan. Pandangan ini harus ditolak dalam bentuk apa pun, karena hanya dapat mengganggu pemahaman yang murni dari Kitab Suci dan berpontesi mengacaukan keutuhan dari doktrin yang selama ini telah dipertahankan oleh masyarakat Kriten pada umumnya. Tidak ada dalam teks Kejadian dianggap yang membutuhkan seperti konsep sebagai teori kesenjangan. Pemahaman kita tentang Firman Tuhan adalah penting dan vital baik dalam kesaksian Kristen dan dalam melakukan kehidupan pribadi orang percaya.

KEPUSTAKAAN

Ham, Ken; A.Snelling, C.Wieland, Jawaban Pasti, dit. Oleh Rosiana A.Wianto, (Yogyakarta: ANDI, 1995
Isak Suria, Kitab Kejadian, (Malang: GTI Bukit Zaitun, 2006)
Morris, Henry M, Genesis Record, (Grand Rapids: Baker Book House, 1994)
Purwanto, Henky, Diktat: Pentateukh, (Surabaya: STAS, 2011)
Ryrie, Charles C. Teologi Dasar 1, (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1991)

Artikel Internet
http://www.christiananswers.net/q-aig/aig-gaptheory-problems.html
http://biblecommenter.com/isaiah/14-12.htm
http://www.christiananswers.net/q-aig/aig-gaptheory-problems.html
http://www.allaboutcreation.org/gap-theory.htm






Tidak ada komentar:

Posting Komentar